September 30, 2012

Gift From Mr.Kim, Aida MA


Oke, akhirnya saya menerima tantangan Mba Aida, sang penulis novel Looking For Mr. Kim. Tantangan yang diberikan adalah menebak sosok misterius di kaver novel tersebut. Kenapa misterius? Karena saya belum baca novelnya, jadi sama sekali nggak kebayang wajah, kepribadian, dll dari Si Mr. Kim. Baiklah, lewat sinopsis singkat ini, mari berimajinasi! ^o^

***

Tinggi, putih, dan memiliki bekas luka di bagian pelipisnya. Hanya itulah petunjuk yang bisa Wika dapatkan dari Sang Bunda tentang sosok bernama Kim Tae Won. Kalau bukan karena keinginan yang besar untuk bertemu dengan ayah kandungnya itu, mungkin Wika tak akan nekat terbang ke Seoul dan mencari pria bernama Mr. Kim, apalagi dengan informasi yang sangat terbatas.

Sayangnya, petunjuk itu masih terlalu abstrak bagi Wika. Penduduk yang menggunakan marga Kim di Korea ada ribuan jumlahnya. Nama Kim Tae Won sendiri bukan satu-satunya nama yang ada di Seoul. Soal tinggi badan serta kulitnya yang putih, hmm, ciri-ciri ini lebih umum lagi. Sepertinya Ibunda Wika memang tak ingin anaknya bertemu Mr. Kim.

Yang paling bisa dijadikan petunjuk hanyalah bekas luka di bagian pelipis ayah Wika. Luka itu didapat Mr. Kim setelah bertengkar hebat dengan orangtuanya. Ayahnya tak menyetujui hubungan cinta yang terjalin antara Mr. Kim dan ibunda Wika (sebut saja namanya Mawar ^o^). Mawar adalah mahasiswi Indonesia yang mendapat beasiswa kuliah di Universitas Incheon, tempat Mr. Kim mengajar. Mr. Kim sendiri adalah seorang dosen nanoteknologi dengan segudang prestasi di usianya yang relatif muda.

Kim Tae Won yang bersikeras ingin menikahi Mawar akhirnya mendapat tamparan keras dari Sang Ayah hingga Mr. Kim terjatuh dan pelipisnya terantuk ujung meja di ruang tengah rumah mereka. Hal itu justru membuat Mr. Kim yang keras kepala membulatkan tekadnya untuk menikah dengan Mawar. Mereka menikah di Indonesia, namun karena Kim Tae Won tak memiliki cukup uang untuk menghidupi anak serta istrinya, ia memutuskan untuk kembali ke Korea dan melanjutkan penelitiannya yang tertunda.

Rindu yang teramat sangat pada istri dan anaknya, penelitian yang tak kunjung membuahkan hasil, serta tekanan orangtua yang kembali menghantam Mr Kim yang mulai merosot kariernya, membuat lelaki penyuka kimbap ini mengalami stress akut hingga mengalami gangguan kejiwaan. Kondisi ini membuat Mr. Kim harus menjalani perawatan intensif di RSJ di Seoul.

Inilah fakta yang disembunyikan Mawar. Ia tak ingin Wika nantinya malu menghadapi kenyataan bahwa ayahnya mengidap sakit jiwa. Wika yang persediaan uangnya terbatas akhirnya memilih kembali ke Indonesia sebelum bertemu dengan ayah kandungnya tersebut.

***

Haha. Tragis banget yaa? Di sini saya membuat sang tokoh misterius jadi gila. Kalau mau tahu gimana sosok Mr. Kim yang sebenarnya, mending baca novel Looking For Mr. Kim aja deh. Novel ini merupakan salah satu pemenang even lomba novel Bentang Belia yang diadakan Penerbit Bentang Pustaka. Harga bukunya Rp 27.000 dan udah tersedia di toko-toko buku terdekat. Mau ikut berimajinasi juga, sok atuh ikutan Giveaway-nya di sini ^^

September 25, 2012

Hari Ini Udah Sedekah?

"Kai, hari ini udah sedekah?" tanya adik saya malam tadi. sudah menjadi sebuah rutinitas bagi kami untuk berbincang tentang berbagai hal. Ada kalanya sesi curhat dikuasai oleh saya. Tapi tak jarang pula Si Bungsu ini mengambil jatah waktu cerita saya.

Tapi pertanyaan itu mau diarahkan ke mana?

"Belum," jawab saya singkat. Ah, apakah ini sebuah teguran? Kalau iya, duh, saya jadi malu sendiri. Hari ini saya memang belum bersedekah.

Saya masih memeriksa pesan di Whatsapp dan notification di Facebook sesaat setelah charger ponsel saya terhubung dengan listrik. Hingga kemudian adik saya kembali bertanya hal yang sama, "Hari ini udah sedekah?"

"Belum. Emang kenapa?" tanya saya balik. Saya benar-benar tertarik. Ada apa sih? Saya jadi curiga adik saya ini hendak menawarkan kupon infak atau proposal agar saya bisa menjadi salah satu donatur kegiatan di kampusnya. #KiriBanget ^^v

"Kalau dhuha?" Si Adik masih saja bertanya tanpa memberi sedikitpun penjelasan.
"Iya," aku saya.

Sampai di sini saya berubah pikiran. Mungkinkah saya akan mendapat rezeki yang tak disangka-sangka? ^^a

"Lo dapet sepatu," katanya sambil tersenyum. Oke. Saya masih tak bergeming meski dalam hati mulai terkejut. "Tadi kan gue beli sepatu sama Mauli. Ternyata beli dua dapet satu. Jadi satunya lagi buat lo."

HAH? Hontou ni???

Saya lantas menuju kamar tempat adik meletakkan sebuah plastik berisi dua kotak sepatu, satu untuknya dan satu lagi untuk saya. Saya kemudian mulai bertanya tentang kronologi kejadian pada adik sambil meraih kotak warna pink di dalam plastik. Sepasang sepatu warna merah tersimpan rapi di dalamnya. Entah apa yang ada di pikiran sang adik melihat kakaknya tampak begitu gembira. Oh, ya, saya memang sangat gembira dengan hadiah tak terduga ini. Baru saja kemarin adik saya cerita kalau ia berencana untuk membeli sepatu. Sayapun demikian. Tapi tak menyangka kalau ternyata sedang ada diskon di toko tempat ia berbelanja. Dan akhirnya adik saya dan temannya bersepakat untuk menghadiahkan sepatu itu untuk saya.

Alhamdulillah wa syukurillah..

Bersyukur sekali atas nikmat Allah yang satu ini. Bukan hanya karena rezeki ini hadir di saat yang tepat. Tapi juga karena sepatu itu amat pas di kaki -padahal awalnya saya sempat khawatir si adik memilih ukuran yang salah dan tak ada kesempatan untuk menukarnya-. Sayapun menyukai warna dan model sepatu yang dipilihkan adik itu.

Simple dan nyaman dipakai.

Rasanya baru tadi pagi saya mendengarkan kisah yang disampaikan ustadzah di halaqah Quran. Ustadzah bercerita bahwa temannya, saat pulang kampung ke Solo, mendapatkan rezeki berupa dilancarkan perjalanannya hingga selisih waktu antara si teman dengan rombongannya ketika tiba di kampung halaman mencapai 12 jam. MasyaAllah. Tentu tak ada yang kebetulan.

Bahwa Allah akan memudahkan urusan siapa saja yang Ia kehendaki. Karena Allah Maha Berkehendak atas segala sesuatu. Allah akan mencukupkan rezeki bagi setiap hamba-Nya. Lalu mendatangkannya dari arah yang tak disangka-sangka. Dan saya merasakannya. Sekali lagi.

Maka, nikmat Allah yang manakah yang akan saya dustakan?

***
di balik 3 jendela,
25 September 2012 pk. 23.50 wib
It's time to move on! ^o^

September 24, 2012

Dia Bilang Saya Introyeksi

Kalau dulu -saat kepergian ibu- seorang kawan mengatakan bahwa saya menderita mania disorder, kini -saat ayah tiada-, adik saya bilang kalau saya introyeksi.

Suatu malam, saya berpapasan dengan adik yang sedang menyusuri jalan, hendak menyeberang ke arah gang rumah kami. Dia baru pulang kuliah sedangkan saya baru selesai mengajar. Saya yang saat itu mengendarai motor langsung berhenti sejenak menyapanya.

"Kok lo nggak muter di IISIP?" tanyanya kemudian. Biasanya saya memang mengambil arah putar balik, lalu bersama motor-motor "nakal" lainnya, saya akan melawan arus menuju gang rumah yang jaraknya kurang dari 100 m dari arah putar balik tersebut. Ini bisa dibilang langkah penghematan waktu dan bensin. Pasalnya, saya baru akan menemukan arah putar balik 1 Km lagi.

"Gue ingat pesan ayah. Kata ayah, lebih baik muter di Gardu aja," jawab saya. Sebenarnya setelah ayah memberikan pesan itu, saya tak melulu melaksanakannya. Tapi beberapa hari setelah ayah meninggal, saya terdampar pada sebuah tulisan di blog yang merangkum pesan ayah tersebut. Saya akhirnya diingatkan kembali lewat tulisan yang saya buat beberapa waktu yang lalu itu.

"Ayah juga kasih pesan itu ke gue, tapi gue tetap muter di IISIP," ujar adik.
"Iya sih. Tapi entah kenapa gue tetep pengen ngejalanin pesan ayah itu."
"Itu namanya introyeksi."
"Introyeksi itu apa?"
"Karena lo sebenernya merasa kehilangan ayah, makanya menjadikan pesan itu sebagai upaya lo melepas rasa kangen ke ayah."

Saya terperangah. Begitukah?

Kalau dulu mahasiswa yang kuliah di Jurusan Biologi dianggap kurang kerjaan karena sering mengamati hewan atau tumbuhan, saya jadi berpikir hal yang sama dengan para psikolog atau konselor. Mereka seolah kurang kerjaan: meneliti tingkah laku seseorang, menghubungkannya dengan teori-teori yang ada dan katanya ilmiah.

Saya heran saja. Kok bisa adik saya menyimpulkan bahwa saya lebih tepat dibilang kangen ayah dibanding saya sedang berupaya menjalankan pesan-pesan almarhum yang dirasa baik dan patut untuk dijalankan? Tapi akhirnya saya tergerak untuk mencari tahu lebih banyak tentang introyeksi.
Introyeksi adalah sebuah mekanisme pertahanan ego. Introyeksi akan membuat seseorang mengambil alih dan “menelan” nilai-nilai standar orang lain. Sebagai contoh, seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara orangtuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian mengabadikan siklus penganiayaan anak.
Introyeksi tentu juga dapat bersifat positif. Introyeksi terjadi dalam kondisi tertentu sesudah terbentuknya kerja sama antara dua orang atau lebih berdasarkan simpati. Dalam hal ini, interaksi yang terjalin bisa antara anak dan orangtua. Sang anak akan meniru nilai-nilai orangtuanya. Lalu, ketika hubungan itu terputus karena meninggal atau jarak yang memisahkan, nilai itu dapat tetap lestari.
sumber: di sini dan di sini


Yayaya. Membaca artikel-artikel tentang introyeksi membuat saya berpikir ulang. Mungkin saya memang introyeksi ^^a

Sumber gambar dari sini

Lantas, kalau tadi malam saya memilih untuk kembali mengambil arah putar balik yang menuntut saya melawan arus kendaraan, apakah artinya saya tak lagi mengalami introyeksi? Atau jangan-jangan ini sebentuk
denial agar saya tidak dibilang introyeksi? Hehe.

Sederhananya, saya hanya ingin cepat sampai rumah karena awan mendung sudah membawa pertanda akan turunnya hujan malam ini, kok. ^^.


***

di balik 3 jendela,
23 September 2012 pk. 23.48 wib
dan satu bulan pun berlalu...

September 22, 2012

Daftar Info Lomba Menulis & Giveaway 2012

Berhubung belakangan saya agak-agak jetlag dengan aktivitas baru yang cukup rutin, saya jadi sering tak bisa menyisihkan waktu untuk menulis. Jangankan untuk proyek nulis sendiri, lomba menulis dan giveaway pun sering terlewat karena saya jarang ngenet atau seringnya lupa deadline. Maka, jurnal kali ini ditujukan khususnya untuk saya pribadi, merangkum info-info lomba yang beredar dan sekiranya bisa saya ikuti.

Lomba Menulis:

  1. Traveling Note Competition Diva Press 2012 (DL 24 Des '12)
  2. Lomba Penulisan Novel Young Romance Indonesia (DL: 25 Des '12)
  3. Lomba Blog Air Pure It (DL 29 Des 12)
  4. Audisi Menulis "Facebookisme" (DL 30 Des 12)
  5. Amazing Book With Smart Writing 2012 (DL 30 Des 12)
  6. Lomba Menulis "Semua Tentang Ibu" (DL 31 Des 12)
  7. Lomba Menulis Travelling Republika (DL 31 Des 12)
  8. Cerita Persembahan Terbaik oleh Cap Kaki Tiga (DL 31 Des)
  9. Lomba Cerpen Majalah Kuntum (DL 31 Des 12)
  10. Seleksi Naskah Ubud Writers & Readers Fest (DL 30 Jan 13)
  11. Sayembara Cerber Femina (DL 31 Jan '13)
  12. Anugerah Jurnalistik Aqua 2012 (DL 1 Feb 13)
  13. Lomba Novel Bentang "Wanita Dalam Cerita" (DL 2 Feb 13)

Giveaway:
 
  1. End of Year Giveaway (DL 20 Des 12)
  2. Giveaway Novel Prisoner in My Heart (DL 23 Des 12)
  3. One Year Award n Contest (DL 24 Des 12)
  4. Annual Contest: 2012 End of Year Book Contest (DL 25 Des 12)
  5. Giveaway Popcorn's 2nd anniv "Catatan Perjalanan" (DL 29 Des 12)
  6. Giveaway Windiland: Goodbye 2012 Say Hello to 2013 (DL 29 Des 12)
  7. December Wedding Story (DL 31 Des) 
  8. Giveaway Manis Manis (DL 31 Des 12)
  9. Bibi Titi Teliti Korean's Giveaways (DL 5 Jan 13)
  10. Free Book Giveaway (DL 8 Jan 13)
  11. Giveaway "Wanita dan Ujian" (DL 10 Jan 13)
  12. First Blogoversary Giveaway (DL 13 Jan 13)

Kuis:
  1.  #AkuDanMizan (Setiap Jumat pk. 13.00-16.00)
  2. Kuis Buser Penerbit Mizan (Setiap Rabu-Jumat pk.14.00)

Kalau mau cari-cari info lengkap seputar lomba nulis bisa ke sini:
  • http://eventlombaterbaru.blogspot.com/
  • http://lombamenulis.tumblr.com/archive
  • http://ajangkompetisi.com/tag/lomba-menulis
  • https://twitter.com/kuisgratis

.
.
.

pantau terus update-an selanjutnya yaaa....! ^^

#ROLomba BRISyariah "Menfaatkan Emas Untuk Mewujudkan Impian"

SahabatBRIS punya hobby dan ingin mengasah kemampuan menulis? Ikuti lomba penulisan bersama Republika Online. Silakan follow akun twitter @BRISyariah dan @republikaonline untuk info lebih lanjut.

Tema penulisan #ROLomba BRISyariah "Menfaatkan Emas Untuk Mewujudkan Impian"

#ROLomba penulisan BRISyariah, kirim ke ikhwan@rol.republika.co.id, subject-nya “BRISyariah_(judul)” ditunggu sampai 3 Oktober 2012

Hadiah #ROLomba BRISyariah ada Emas LM Antam 5gr, 4gr, 3gr, 2gr dan 1gr untuk 5 orang pemenang...Ditunggu tulisannya ya...

Traveling Note Competition 2012

 
Traveling di mata para pencintanya menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Di tengah-tengah hectic-nya aktivitas sehari-hari, bepergian ke sebuah tempat rasanya menjadi sebuah media utama untuk menghilangkan segala kepenatan. Dan menuliskan pengalaman selama traveling, juga tentunya menjadi sensasi tersendiri, agar bisa dinikmati orang banyak.

Nah, dari sanalah kemudian kami merancang sebuah lomba di mana catatan perjalanan Anda kami “hargai” dengan sebuah paket liburan 3 hari 2 malam di Karimunjawa, dan ini GRATIS!

Caranya, Anda hanya perlu mengirimkan catatan perjalanan Anda, dalam maupun luar negeri (disertai bukti foto) kepada kami terhitung mulai dari tanggal 24 September-24 Desember (ditutup pukul 13.00). Dalam catatan perjalanan tersebut, ada beberapa unsur yang wajib disertakan, antara lain:
  • Waktu (tanggal, bulan, tahun) perjalanan Anda
  • Detail tempat yang Anda kunjungi, mencakup harga transportasi, akomodasi, tempat makan, retribusi, dll sehingga dapat dijadikan panduan traveling bagi siapa saja
  • Foto (merupakan koleksi pribadi Anda) yang menggambarkan keindahan tempat tersebut dan kondisi-kondisi lainnya

Silakan kirimkan catatan perjalanan Anda (setiap peserta boleh mengirimkan maksimal 2 karya) dengan ketentuan:
  • Catatan diketik dalam format Word, maksimal 15 halaman (termasuk foto-foto yang disisipkan ke dalam catatan), spasi 2, Times New Roman, justified, margin 3 cm.
  • Gunakanlah foto dengan resolusi yang tidak terlalu besar, tapi juga bisa dilihat dengan jelas oleh kami.
  • Gunakan bahasa tulis yang tidak terlalu kaku dan enak dibaca.

Tahap selanjutnya adalah mengirimkan catatan perjalanan Anda dalam file attachment (sisipan) ke alamat: lombadiva@gmail.com. Judul email/subjek: TRAVELING NOTE. Untuk memudahkan kami dalam proses update peserta, silakan namai file Anda dengan format: NAMAOBJEK WISATA. Sertakan sedikit deskripsi mengenai diri Anda pada halaman terakhir catatan perjalanan Anda. Sertakan pula nama lengkap, alamat, dan nomor HP aktif Anda.

Penjurian akan dilakukan selama 1 bulan. Kami akan menyeleksi semua catatan yang masuk hingga terpilih 30 catatan terbaik. Ke-30 catatan tersebut akan kami terbitkan ke dalam satu buku eksklusif yang dicetak full color dan masing-masing mendapatkan sampel buku beserta T-shirt kenang-kenangan dari DIVA Press. Untuk penulis catatan terbaik, akan kami berangkatkan dari Yogyakarta menuju Karimunjawa untuk berlibur selama 3 hari 2 malam (semua biaya transportasi, akomodasi, dll dari Yogyakarta dan selama berada di Karimunjawa kami tanggung sepenuhnya). Jadwal pemberangkatan menuju Karimunjawa akan kami informasikan selanjutnya. Peserta terpilih yang berhalangan untuk ikut paket liburan ini akan kami ganti dengan pemenang lainnya.

Pemenang terpilih wajib membuat catatan perjalanan selama berada di Karimunjawa dan ini akan menjadi tulisan pamungkas yang akan dimasukkan ke dalam kumpulan catatan perjalanan yang telah kami sebutkan sebelumnya.

TIPS:
Jika terdapat 2 catatan dengan objek traveling yang sama, maka kami hanya akan memilih 1 catatan saja, meski keduanya memiliki kualitas yang setara. Kami akan melakukan update melalui media sosial DIVA Press sehingga Anda dapat memastikan objek traveling Anda tidak sama dengan peserta lain. Anda bisa membatalkan catatan Anda jika hal itu terjadi dan menggantinya dengan catatan perjalanan Anda yang lain.
Kami berhak mendiskualifikasikan catatan yang tidak memenuhi syarat originalitas, baik tulisan maupun dokumentasi.

So, untuk mendapatkan sebuah paket liburan gratis, mengapa masih ragu untuk mengirimkan catatan perjalanan Anda? Kami tunggu!!!

Sumber: http://divapress-online.com/page/traveling_note_competition.html

September 17, 2012

Tragedi Sayur Bayam

Sebelum berangkat ke kampus, Si Adek meminta saya untuk membuatkan sarapan untuknya. "Kak, bikinin sayur bayam, dong!" pintanya.

"Hah? Gue nggak bisa!" balas saya cepat. Bukan karena sibuk, tapi memang saya nggak tahu cara memasaknya XD. Oke, saya memang nggak handal dalam urusan masak memasak. Dan untuk resep sayur bayam pun saya belum pernah coba. Teman saya bilang, bahan yang dibutuhkan hanya bawang putih, bawang merah, dan garam. Rebus bahan-bahan tersebut dalam air, tambahkan bayam (dan potongan jagung bila perlu), masak sebentar, trus jadi deh.

Untuk meyakinkan, saya lantas googling dan menemukan aneka resep berbahan bayam. Resepnya tak jauh beda dengan yang disampaikan teman saya. Hanya, beberapa resep mencantumkan temu kunci, daun salam, dan tomat sebagai bahan tambahannya.

Seingat saya, dulu kakak ipar saya pernah bilang bahwa temu kunci dan daun salam tak harus disertakan. Baiklah. Di rumah saya, dua bahan itu memang tak tersedia. Bawang dan garam ada banyak, tapi satu-satunya tomat di kulkas sudah saya jadikan es tomat kemarin :P. Terpaksa deh belanja dulu.

Jam setengah tujuh pagi warung sayuran di dekat rumah saya belum buka. Saya harus ke ujung gang hanya untuk mendapatkan tomat. Tapi sesampainya di tukang sayur, saya justru tergiur untuk beli bahan-bahan lainnya. Hehe.. *Dan entah kenapa pedagang sayur yang notabene saudara jauh saya itu sering menganggap saya sedang main masak-masakan setiap kali belanja di tempatnya ^^"

It's cooking time!

Keliatannya memang mudah. Tapi setelah saya mempraktekkannya... hwaa! Kenapa rasanya jadi kacau begitu? Nggak ada gurih-gurihnya sama sekali. Kecewa dengan bawang, garam, dan gula yang tak mau bersatu, akhirnya saya nekat ambil jalan pintas dengan menambahkan penyedap. Sayangnya, Sang Penyedap justru malah melancarkan aksi peperangan. Jadilah rasanya makin nggak karuan.
secara tampilan sih nggak mengecewakan yaa :D

"Bumbunya nggak nge-blend," kata saya ke adik yang siap menyantap sarapannya yang menyedihkan. Selain bumbu, sayur bayamnya pun rasanya agak pahit. Walah.. Yang rasanya pas cuma jagung manisnya. Sebelum dimasak, saya memang merebus jagungnya lebih dulu agar tak terlalu merebusnya bersama bumbu yang lain.

Jangan-jangan sayur bayamnya sudah beracun? O.o"

Saat mengeluarkan sayur bayam dari kulkas, saya sudah mengatakan ke adik kalau sayurnya sudah tak segar lagi. Saya juga teringat tweet teman bahwa sayur bayam bisa jadi mengandung racun kalau disimpan terlalu lama dalam kulkas -selain karena dipanaskan berulang kali-.  Tapi berhubung Si Adek lapar, jadilah dia menyantap masakan saya itu. Saat itulah saya googling lagi dan menemukan info yang mengejutkan.

Belum sempat saya memberitahunya tentang info yang saya dapatkan, dia sudah berkata lebih dulu, "Please, kasih tahunya setelah gue selesai makan aja!" Saya lalu melihat ke arah piringnya. Sudah setengah jalan. Baiklah.

Dan inilah fakta tentang bayam:
Bayam mengandung zat besi yang berupa Fe2+ (ferro), jikalau bayam terlalu lama berinteraksi dengan O2 (Oksigen), maka kandungan Fe2+ pada bayam akan teroksidasi menjadi Fe3+ (ferri). Meski sama-sama zat besi, yang bermanfaat untuk manusia adalah ferro, lain halnya dengan ferri yang bersifat racun. Jadi jangan sekali-sekali untuk memanaskan sayur bayam yang sudah melalui proses pemasakkan dalam bentuk makanan.
Alangkah baiknya juga, kita harus segera mengkonsumsi bayam sesaat setelah diolah, lebih baik hindari juga mengkonsumsi bayam yang sudah lebih dari 5 jam di atas meja makan, karena selain mengandung zat ferri yang tadi disebutkan di atas, bayam tersebut juga dapat mengandung zat nitrat (NO3) yang jika teroksidasi dengan udara juga akan menjadi NO2 (nitrit) yang bersifat senyawa tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun.
Dalam proses penyimpanan di lemari es pun harus diperhatikan, karena semakin lama bayam disimpan di dalam lemari es, senyawa nitrit pun akan terus meningkat kadarnya.
Efek racun pada nitrit menimbulkan reaksi dengan zat besi dalam sel darah merah tepatnya di hemoglobin. Ikatan nitrit dengan hemoglobin disebut Methemoglobin yang mengakibatkan hemoglobin tidak mampu mengikat oksigen. Jika jumlah methemoglobin mencapai lebih dari 15% dari total hemoglobin, makan akan terjadi Sianosis yang artinya keadaan dimana seluruh jaringan tubuh manusia kekurangan oksigen.
Dalam mengolah sayur bayam kita tidak boleh memasak sayur bayam dengan panci aluminium. Aluminium ini bisa menyebabkan racun karena bereaksi dengan zat besi yang terkandung di dalam bayam.
sumber: kampungtki.com

"Dek, nanti lo siapin tabung oksigen yaa!" kata saya setelah adik menuntaskan sarapannya. "Soalnya senyawa nitrit dalam bayam kalau dimakan, bakal berikatan dengan hemoglobin yang harusnya mengikat oksigen. Nanti lo bisa-bisa kekurangan oksigen."

"Nitrit apaan?" tanyanya.

"Jadi, selain ferro, bayam juga mengandung nitrit. Senyawa ini udah ada sejak bayamnya dipetik. Tapi bakal tambah banyak kalo kelamaan disimpen di kulkas. Lo beli bayamnya kapan deh?" tanya saya.

"Gue lupa."

"Hari Sabtu, yaa?"

"Nggak. Kayaknya Jumat. Eh, apa Rabu yaa?"

Glek!

Saya benar-benar merapal doa agar saya dan adik sehat wal'afiat serta terbebas dari keracunan bayam. Agak lebay, memang. Menurut sumber lain, nitrit yang berlebih hingga bayam tak bisa dikonsumsi itu kalau disimpan selama lebih dari seminggu. Ah, pokoknya berharap adik saya baik-baik saja. Beruntungnya, adik saya justru memberikan penguatan bahwa saya bisa mengambil pelajaran dari kejadian ini. "Kalo nggak masak bayam pagi ini, lo nggak akan dapat info seputar bayam, kan?" katanya sebelum ia melaju bersama motornya.

***
di balik 3 jendela,
17 Sepetember 2012 pk. 08.51 wib
Makasih untuk Si Adek yang udah mau jadi tester bagi setiap masakan aneh kakaknya XD

September 14, 2012

[Fiksi] Al Quran El


Sesungguhnya, hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sahabat-sahabat bertanya, "Apakah pengilapnya, Wahai Rasulullah?" Rasulullah menerangkan, "Membaca al Quran dan mengingati maut/mati" (HR al Baihaqi)

Tes..

Airmata El tiba-tiba saja jatuh. Hal pertama yang terlintas di pikirannya saat membaca hadits itu adalah sosok lembut yang biasa ia panggil ibu. Dua poin penting dalam hadits itu, membaca al Quran dan mengingat kematian, telah mengingatkan El pada ibunya.

Dulu, di buku catatan kecilnya yang masih kosong, Sang Ibu pernah menulis biodata El di halaman depan buku tersebut.

Nama: El Khansa
Usia: 18 tahun
Alamat: Jl. Anggrek Raya No. 22
Hobi: Membaca al Quran dan makan rujak

El tak lantas marah karena aksi ibunya kali ini. Biasanya, buku catatan El sering digunakan ibunya untuk menulis resep-resep yang didapat sehabis menonton acara masak. Namun, saat itu El justru terharu. Ia menyadari bahwa ibunya sangat perhatian padanya. Bahkan Sang Ibu tahu bahwa anaknya suka sekali makan rujak. Ibunya pun tahu bahwa sang anak belum bisa tidur sebelum menamatkan membaca al Quran sesuai targetan hariannya. Maka, ibu El menganggap bahwa membaca al Quran adalah hobi. Padahal, itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Dari sosok ibu jualah, El belajar tentang kematian. Ia harus menerima kenyataan bahwa ibunda tercinta harus pergi mendahuluinya. Tak ada lagi kejutan berupa rujak/asinan di dalam kulkas saat ia pulang ke rumah. Buku catatannya pun bersih dari corat coret resep ibunya. Mengingat ibunya berarti mengingat kematian. Satu fase hidup yang nantinya juga akan ia hadapi. Ya, karena setiap yang bernyawa pasti akan kembali pada Rabb Yang Maha Kuasa.

El kemudian mengambil al Quran-nya yang mulai berdebu. Kitab suci itu sudah begitu lama tak disentuhnya, berganti dengan text book perkuliahan dan novel-novel karya penulis terkenal dari dalam negeri hingga tingkat dunia. Dibacanya kembali al Quran meski lidahnya terasa kaku. Satu ayat, dua ayat. Hingga satu juz al Quran yang ia baca membuatnya terlelap.

El sesungguhnya tak pernah tahu bahwa tidurnya saat itu takkan pernah lagi membangunkannya.

-o-


Tulisan ini pernah saya poskan di blog Multiply yang sebentar lagi akan digusur.
Disunting seperlunya untuk diikutsertakan dalam giveaway Elfarizi 4th Anniversary

Salah Timing

Ada yang menarik ketika saya menyampaikan materi tentang al wala' dan al bara' dalam sebuah lingkaran Sabtu pekan lalu. Saat itu, saya menyinggung tentang sebuah ayat yang berkaitan dengan tema tersebut.

"Yaa ayyuhalladzi na aamanuu atii'ullaha wa atii'urrosul, wa ulil amri minkum..." - QS an Nisaa': 59

"Perhatikan, deh! Ada pelafalan yang beda dalam ayat ini," ujar saya. "Atii'ullaha wa atii'urrosul wa ulil amri, bukan atii'ullaha wa atii'urrosul wa atii'u ulil amri. Jelas kan yah, bedanya?" tanya saya kemudian. Adik-adik dalam lingkaran mengangguk sepakat. "Jadi, yang utama itu memang kita mentaati Allah dan Rasulullah saw dulu. Tapi kepada pemimpin kita, boleh jadi tidak berlaku hal yang sama. Kita tidak berkewajiban untuk mentaati pemimpin yang tidak taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Nah, maka sebaiknya pemimpin itu bukan yang nonmuslim," terang saya. (Penafsiran ini saya dapatkan dari seorang ustadz melalui rekaman KRPH bulan Maret 2012 dengan tema yang sama.)

Lalu tiba-tiba ada yang nyeletuk, "Wah, kampanye, nih!"

Eh?

Saya tak menyangka bakal "tertuduh" seperti itu. Heran juga. Kok bisa-bisanya dikaitkan ke soal kampanye? Padahal Si Adik ini tampak cukup unyu untuk membahas seputar politik, loh! ^^v Yaa memang sih, isu SARA yang mewarnai pilkada ibukota saat ini sedang mengemuka. Tapi aseli deh, saya nggak ada niatan sekalipun buat kampanye terselubung dalam lingkaran tersebut. Ayat itu saya hadirkan karena memang berkaitan dengan konsep al wala' itu sendiri. Sedang penjelasan tentang ketaatan kepada pemimpin yang muslim lebih kepada sebuah konsep umum tentang 'ulil amri.

Tak membuatnya jadi berlarut-larut -Toh Si Adik inipun memang nggak ada niatan untuk menuduh atau semacamnya. Mungkin hanya sekadar lintasan pikiran yang muncul.- Saya lantas melanjutkan diskusi sesuai tema yang sedang dibahas.

Tapi sejujurnya otak saya tak berhenti memikirkan kejadian tersebut.

Saya jadi teringat berita yang marak tersiar beberapa waktu yang lalu. Tentang seorang penyanyi sekaligus pendakwah yang dituduh telah berkampanye di tempat peribadatan. Saya seolah bisa merasakan apa yang beliau rasakan. Inginnya hanya menyampaikan tausiyah. Tak ada maksud untuk berkampanye, begitu klarifikasinya. Tapi masyarakat sudah terlanjur menuduhnya memanfaatkan majelis yang ada untuk berkampanye mendukung salah satu calon gubernur.

Oh, okelah, agak bias memang jika yang dicontohkan beliau ini. Pembelaannya atas nama dakwah memang kurang kuat mengingat ia sendiri pernah tampil mendukung calon gubernur tersebut. Lalu, bagaimana dengan ustadz lain yang mendapat tuduhan yang sama?

Tausiyah yang disampaikan memang berbeda. Medianya pun beda. Tapi sama-sama nggak sebut merk-karena saya sih tsiqoh kalau mereka memang tak bermaksud menyindir seseorang atau segolongan tertentu- Sayang, ujung-ujungnya yaa dituduh juga. Hadeeeuh.. ^^"

"tapi ingat tad substansi & timing anda bcr spt itu. jgn pikir kita ini bodoh." Begitu salah satu balasan atas kicauan Sang Ustadz yang dianggap menyudutkan salah satu calon gubernur. Kemudian dibalas lagi dengan bijak oleh Sang Ustadz, seperti ini: "wooo... Maaf ya. Maafin saya. Ga mikir gitu koq." Tapi entah karena sulitnya berhusnudzan kepada saudara seiman atau alasan lainnya, tuduhan itu tetap saja tak kunjung mereda.

Hmmpf...

Bagi saya, ini bukan salah timing-nya. Kadang, permasalahannya justru terletak pada diri kita yang suka mencocokkan antara suatu kejadian dengan tausiyah yang disampaikan, meski pesan tersebut sebenarnya disampaikan untuk konteks yang umum. Ke depan, saya hanya berharap, jangan sampai kita takut menyerukan kebaikan hanya karena tak ingin dianggap pendukung calon yang satu atau dituduh oleh calon yang lain. Dan jangan sampai kita berhenti menyampaikan nasehat hanya karena takut salah penempatan waktu.


***
di balik 3 jendela,
10 September 2012 pk. 12.25 wib
ada hal-hal yang seringnya kita nggak tahu. termasuk tentang apa yang ada di dalam hati.

September 10, 2012

Giveaway Novel Cinderella Syndrome, Leyla Hana

Annisa bukannya tak ingin menikah, ia hanya merasa pangeran berkuda putih yang ia idamkan belum datang untuk melamarnya. Sebenarnya sudah ada beberapa lelaki yang melakukan pendekatan dengannya, tapi Annisa memilih tak acuh. Entah karena sang lelaki dianggap "rakyat jelata" atau kurang terlihat ke-pangeranan-nya.

Seorang dokter. Pangeran yang diharapkan Annisa adalah seorang dokter. Tapi hingga usianya genap 28 tahun, harapannya tak kunjung terwujud. Kriteria Annisa bisa dibilang memang terlalu spesifik. Umumnya para dokter menikah dengan dokter juga. Atau setidaknya dengan seseorang yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Sayangnya, Annisa berprofesi sebagai seorang guru TK dan amat sedikit temannya yang juga seorang dokter.

Dalam usia yang sudah layak disebut perawan tua oleh tetangga di sekitar rumahnya, Annisa dibuat tertekan oleh tuntutan orangtua serta pekerjaannya. Dengan gaji pas-pasan, Annisa semakin terpojok karena ibunya ingin Annisa segera menikah. Kondisi itu membuat Annisa merasa dirinya seperti seorang pecundang: karier tak beres, jodoh pun tak ada.

Hingga ia bertemu dengan Surya, ayah dari muridnya. Seorang duda. Dan dokter. Ya, awalnya Annisa menaruh simpati pada Surya karena ia seorang dokter. Tapi akhirnya ia sadar bahwa cinta yang mekar di hatinya murni karena kepribadian yang ada dalam diri Surya. Toh belakangan Annisa memang sudah tak terlalu memaksakan dirinya menikah dengan seorang dokter.

Gayung pun bersambut. Surya yang membutuhkan pendamping hidup sekaligus ibu bagi anaknya juga menaruh hati pada Annisa. Saat Annisa merasa bahwa ia sudah bertemu dengan pangeran dambaannya itulah muncul masalah baru. Ibunya tak memberi restu Annisa menikah dengan seorang duda. Beruntung Ayah dan kakak Annisa memberi dukungan penuh. Maka, dengan beberapa kali pendekatan, akhirnya ibu Annisa menerima Surya sebagai menantunya.

Dan berakhirlah kisah cinta Sang Cinderella. Bagi Annisa, menikah dengan dokter adalah bonus. Ia sadar, yang terpenting baginya adalah mendapatkan lelaki yang bisa menjadi iman bagi kehidupan pernikahannya serta menerima Annisa apa adanya.

***

kaver buku Cinderella Syndrome


Sinopsis di atas murni imajinasi saya tentang tokoh Annisa dalam Novel Cinderella Syndrome. Diikutkan dalam giveaway novel Cinderella Romance yang dibuat Mba Ela. Mau tahu bagaimana kisah cinta Annisa sebenarnya? Sila sila baca novel karya Leyla Hana ini. Novelnya sudah bisa didapatkan di toko buku-toko buku terkemuka. Diterbitkan oleh Salsabila, lini Pustaka Al Kautsar, seharga Rp 33.000.

September 03, 2012

Sayur Caisim Plus Tahu

Saya memang terlalu buta dengan harga sayuran, bumbu dapur, tempe, tahu, dan kawan-kawannya. Maka, ketika siang tadi melihat tukang tahu lewat gang rumah, saya bingung sendiri, "Beli berapa yaa?" Saya memang agak pemalu kalau disuruh bertanya. Akhirnya saya putuskan memberi Si Abang Tukang Tahu selembar uang lima ribuan.

Terkejutlah saya karena mendapat seplastik penuh tahu putih. Ada 8 buah dengan ukuran yang cukup besar. Kebingungan sayapun bercabang. Tahu sebanyak itu mau dijadikan apa? Sebelumnya saya memang berencana membuat sayur sawi plus tahu. Sayurannya sendiri sudah saya beli di supermarket terdekat. -di labelnya tertulis caisim, sama aja nggak sih dengan sawi? #gagalpaham- Tapi tahu yang dibutuhkan paling banyak 3 buah. Sisa tahu akhirnya disimpan di kulkas untuk masak-masak selanjutnya.

Berikut resep Sayur Caisim plus tahu:

Bahan
3 buah tahu putih, potong dadu
3 ikat caisim/sawi hijau, potong kasar
4 siung bawang merah, iris halus
2 siung bawang putih, iris halus.
3 buah cabe merah, iris melintang
1/2 sdt garam
1/4 sdt gula
1 sdm minyak goreng
2 gelas air

Cara membuat
1. Panaskan minyak goreng, tumis bawang merah dan bawang putih hingga layu
2. Masukkan air, potongan tahu, dan cabe. Setelah mendidih, tambahkan garam dan gula.
3. Masukkan caisim. Masak sebentar, jangan sampai caisim layu.
4. Sayur caisim plus tahu siap disantap.

Total waktu yang saya butuhkan sekitar 25 menit. Ini waktu buat yang amatir kayak saya. Kalau jam terbang memasaknya udah banyak mungkin hanya butuh 15 menit saja. Untuk resep, saya googling dan akhirnya menemukan resep yang pas dari situs anekaresepgratis.com. Rata-rata bahan yang digunakan ditambah udang ebi atau daging cincang. Ada juga yang menambahkan sohun ke dalam sayur caisim. Tapi berhubung saya low budget, jadilah bahannya serba minimalis XD

Trus rasanya gimana? Jujur saja, lidah saya menerima dengan cukup baik sayur itu. Entah kalau yang lain icip-icip juga. Haha. Tapi sebagai amatiran, rasanya not bad lah!

TIPS:
* kakak ipar saya bilang kalau tercium bau mentah. Sepertinya itu berasal dari bawang merah yang belum sempurna ditumis. Jadi, pastikan bawang merah dan putihnya matang
* Caisim dimasukkan terakhir. Jangan lama-lama juga masaknya. Khawatir nanti sensasi krenyes-krenyesnya hilang
* Teman saya menganjurkan untuk ditambahkan kecap. Emm, kalau saya sendiri nggak suka, jadi nggak dimasukkan deh.

Sampai jumpa di eksperimen selanjutnya! :D

***
Di balik 3 jendela,
3 September 2012 pk. 10.50 wib

September 02, 2012

Racauan Penyendiri

Racauan penyendiri
perdengarkan suara batin
ketika hingar bingar membius waktu
teruskan kesahmu tak peduli acuh
tak sadar maknanya terkorosi ego

kita tak pernah berubah
kebenaran seperti rahasia
kehidupan di tangan pertapa
terasa dekat tapi tak cukup sadar
dan kenyataan selalu kau nafikan dengan angan

ya begitulah terus, biar didengar, pikirnya
sayangnya, kami manusia, bukan burung
berbicaralah dengan kebijaksanaan manusia
jika ingin dimanusiakan

foto dari sini: http://info.farrleadership.com/


Saya takjub sendiri dengan puisi yang saya temukan di halaman belakang note book saya. Bukan betapa bagusnya untaian kata yang terjalin, tapi lebih pada ketidakpahaman saya dengan makna yang terkandung dalam puisi tersebut. Diksi yang dipakai pun seperti jauh dari gaya menulis saya. Seolah puisi itu memang racauan asal lalu.

Entah kapan dan di mana puisi itu dibuat. Kalau melihat halaman-halaman awal buku itu, sepertinya ditulis tahun 2009. Dan sepertinya sayapun bisa sedikit menebak apa yang melatarbelakangi puisi itu dibuat. Mungkin tentang kritikan pada sang pemimpin kala itu.^^v


***
di balik 3 jendela,
2 September 2012 pk. 23.50 wib

September 01, 2012

September Wish List

Hello, September!

Sejujurnya saya agak deg-degan waktu kamu datang. Persiapan saya minim banget. Saya nggak bisa bilang kamu spesial banget, sih. Tapi entah kenapa saya ingin melakukan banyak hal bareng kamu selama 30 hari ini. Pikir saya, kalau segalanya direncanakan sejak awal, pasti hari-hari yang akan dijalani nantinya bakal lebih seru.

Apa saja yang ingin saya lakukan?



Belum lama saya berkicau di socmed tetangga: Saya Rindu Bekpek! Terakhir saya jalan-jalan itu di Bulan Maret. Tadinya mau pulang ke kotamu alias ke Jogja. Tapi apa daya izin tak sampai. Eh ternyata ada audisi untuk mengikuti kelas menulis dari salah satu penerbit. Sayapun ikut. Berharap sekali mendayung dua tiga tempat bisa dijelajahi. Sayangnya sinopsis saya nggak lolos seleksi. :D

Nggak patah semangat, saya lalu ikut audisi selanjutnya. Kali ini di Surabaya. Biarlah jauh, yang penting ada kesempatan jalan-jalan. Udah ada yang bersedia menampung saya juga selama di sana. Hehe.. Tapi sekali lagi lamaran saya ditolak. Hyaaa... Jadi wish list pertama bekpek ke Surabaya bareng kamu gagal total deh, Sept! Dan sepertinya saya memang harus mencoret bekpek dari daftar harapan di bulan ini mengingat isi dompet yang sepertinya kurang begitu mendukung.

30 Hari Menulis.

Yasudah. Harapan saya selanjutnya adalah menulis setiap hari sampai kamu pergi. Nggak perlu keluar uang, nggak harus keluar rumah, tapi tetap merupakan kegiatan yang menyenangkan. Saya hanya perlu menyisihkan waktu sekitar satu jam lalu menulis. Rencananya sih tiap pagi, etapi pagi tadi saya belum laksanakan juga. Jadilah sebelum tidur ada PR menulis yang harus dikerjakan.

September yang baik, doakan saya yaa! Kadang saya semangat di awal, tapi selanjutnya malah melempem, nggak bergairah lagi. Saya butuh penyemangat, motivator, teman-teman yang menginspirasi saya untuk terus menulis hal-hal yang bermanfaat. 

Man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti dapat. Yosh!


***
di balik 3 jendela,
1 September 2012 pk. 23.48 wib
Harusnya jam segini saya sudah tidur. Harusnya.