Menyambut tgl 22 Des yang katanya diperingati sebagai hari ibu, maka saya jadi kepengen review
film-film korea yang beberapa waktu terakhir ditonton dan ternyata tiga
di antaranya bertemakan tentang ibu. Meski tema utamanya sama, tapi
yang menarik, ketiga film ini punya sudut pandang yang berbeda dalam
mengartikan sosok seorang ibu. Sengaja saya urutkan review-nya
berdasarkan film yang paling keren banget sampai yang keren aja versi
saya #halah ^^
Let’s cekidot!
1. A Long Visit aka My Mom (2010)
Pertama kali dapet kopian film ini dari adek ,langsung dikasih
testimoni dari temennya: “lima menit pertama udah bikin nangis, trus
nggak brenti2 sampe filmnya selesai.” Oke, buat saya komen itu lebay!
Apalagi setelah menemukan fakta bahwa saya baru mulai terharu di menit
ke-13, itupun belum sampe nangis #pentingbanget :p. Tapi ternyata,
rangkaian momen yang pelan2 disajikan aseli emang bikin emosi memuncak.
Walhasil, sedikit aja momen mengharukan muncul, udah buat saya
gampaaaang banget menangisinya.
Cerita diawali dengan seorang wanita (Jisuk) yang hendak berkunjung
ke rumah ibunya di desa. Dalam perjalanan tersebut, ia mengingat momen
di masa lalu sejak ia kecil hingga menikah dan memiliki anak. Jisuk
kecil yang pintar diperlakukan dengan sangat baik oleh ibunya. Awalnya
Jisuk begitu acuh dengan perlakuan ibunya, bahkan cenderung malu hingga
tak mengizinkan sang bunda datang di hari kunjungan orangtua ke sekolah.
Namun ketika Jisuk beranjak remaja dan mulai tak tahan dengan keadaan
keluarganya -ayahnya sering memukuli ibunya-, sikapnya pada sang bunda
berubah. Lewat obrolan Jisuk dengan ibunya, ia meminta ibunya bercerai
saja atau pergi ke Seoul.
Ibu Jisuk tak menyetujui permintaan anaknya. “Seorang ibu harus melakukan sedikit pengorbanan,”
kata Ibu Jisuk. Meski suaminya sering memperlakukannya dengan kasar, ia
memilih bertahan karena jika ia bercerai, maka Jisuk akan sangat
kerepotan untuk mengurusi keluarganya.
Oke, selebihnya adalah potongan-potongan cerita ketika Jisuk menerima
beasiswa untuk kuliah di Seoul, mengalami pertentangan keluarga saat
hendak menikah dengan suaminya, saat sang ayah akhirnya meninggal, dlns
(dan lainnya nonton sendiri, hehe). Dan tentu saja setiap potongan
cerita itu tak terlepas dari sosok luar biasa ibu Jisuk.
2. Wedding Dress (2010)
Di antara ketiga film tersebut, sebenarnya Wedding Dress-lah yang
pertama kali saya tonton. Sejak beberapa waktu yang lalu, saya sudah
direkomendasikan film ini oleh teman, sayangnya belum dapet2 kopian
filmnya *malesunduh.com ^^v. “Ini film sedih banget,” begitulah komentar
yang saya terima. Yaph. Saya sepakat! Apalagi didukung oleh acting
keren dari para pemainnya. Kayaknya bakal dipertanyakan deh
sensitivitasnya kalo sampe selepas nonton film ini, gak ada satupun
bulir-bulir airmata yang jatuh di pipi #eaaa.
Jika film sebelumnya mengambil sudut pandang si anak terhadap ibunya,
Wedding Dress agaknya mengambil dua sudut pandang, yaitu ibu dan anak.
Go-Woon, seorang single parent bagi anak perempuan bernama
Sora, mendapati bahwa kanker lambung yang dideritanya membuat ia
menyadari satu hal bahwa usianya tak lama lagi. Karena itulah ia
berusaha memanfaatkan sisa waktunya dengan baik dengan memberikan
perhatian yang lebih pada anaknya. Sora yang akhirnya mengetahui
penyakit ibunya kemudian juga berusaha mewujudkan harapan-harapan
Go-Woon sebelum ia meninggal.
Bisa dibilang alur dan endingnya sangat mudah ditebak. Bagi
saya, yang menarik di sini adalah konflik batin yang disajikan.
Bagaimana Go-Woon yang awalnya sibuk dengan pekerjaannya hingga
membentuk pribadi Sora yang mandiri merasa telah kehilangan banyak momen
terkait tumbuh kembang sang buah hatinya. Atau tentang Sora yang keras
kepala dan tegar tapi ternyata sama seperti anak pada umumnya, tak rela
jika harus kehilangan orangtuanya.
3. The Last Blossom (2011)
Dibandingkan dengan dua film sebelumnya, The last Blossom menyajikan
konflik beragam dan membawa beberapa kejutan menjelang akhir filmnya.
Yah, meski lagi-lagi endingnya bisa ditebak ^^v. Sudut pandang
yang diambil untuk film ini lebih meluas lagi, yaitu peran seorang ibu
di mata suami, anak, mertua, bahkan adik dan adik iparnya.
Berkisah tentang In-hee yang harus mengurus keluarganya -yang buat
saya sih semua anggotanya bermasalah-. Meski suaminya dokter, tapi ia
tak terlalu peduli dengan kesehatan sang istri yang mengeluhkan sakit di
bagian kandung kemihnya. Mertuanya yang sudah tua -kalau menurut
hancinema.net menderita alzeimer- hanya membawa kekacauan di rumah dan
sering memperlakukan In-hee dengan kasar. Anak perempuannya terlibat affair
dengan teman sekantornya. Anaknya yang laki-laki menghamili pacarnya.
Adik laki-lakinya tukang judi. Hadeeeuh, kompleks beut kan masalahnya?
Meski begitu, In-hee amat menyayangi keluarganya. Sayang, ia harus
menghadapi kenyataan bahwa rasa sakit yang ia rasakan selama ini harus
berujung pada kematian. Mengetahui fakta tersebut, suaminya yang merasa
tidak becus sebagai seorang suami sekaligus dokter sebenarnya sudah
mengusahakan kesembuhan sang istri. Namun kanker kandung kemih telah
menyebar di seluruh tubuhnya dan tak bisa disembuhkan. Lambat laun, satu
persatu keluarganya mengetahui penyakit tersebut dan mulai menyadari
peran penting yang selama ini dijalankan ibunya di rumah.
Emm, buat yang nggak suka spoiler, saya amat sarankan untuk cukup membacanya sampai di sini. Soalnya setelah ini, saya akan mengungkap ending untuk film tersebut. Sila langsung beri komentar di kolom yang sudah disediakan aja yah ^^v
.
.
.
Oke, mari kita lanjutkan!
Seperti yang saya bilang. Ketiga film ini bisa ditebak endingnya.
Yaa apalagi kalo bukan kematian tokoh sentralnya? Eits, tapi jangan
salah duga yah. Untuk film pertama, yang mati duluan itu anaknya loh!
-Dan entah kenapa penyakitnya nggak jauh2 dari kanker di saluran
pencernaan- Meski endingnya bisa ditebak, toh saya tetap tak
rela jika tak menuntaskan film ini sampai akhir. Kesan yang didapat dari
film-film dengan model seperti ini emang bukan dari endingnya, tapi rentetan cerita yang menyentuh dan membawa pesan-pesan kehidupan.
Ini nggak jauh beda dengan membaca novel. Seberapapun berharapnya saya pada sebuah novel dengan ending
yang mengejutkan, tapi kalau nyatanya saya bisa dengan mudah menebak
akhir ceritanya, yang saya harapkan kemudian adalah alur yang disajikan
membawa kesan mendalam atau diwarnai konflik yang tak biasa (dan
tentunya selesai dibahas ketika sampai di bagian ending cerita).
Oya, buat yang menginginkan film yang "bersih", saya sarankan untuk
menonton film no.1 dan 2 saja. Meski temanya tentang keluarga, tapi film
no.3 menyajikan beberapa potongan cerita yang nggak cocok ditonton
anak-anak, baik dalam segi perkataan, kekerasan, maupun tingkah lakunya.
Mungkin ini juga yang bikin The Last Blossom ada di urutan ketiga.
Memang sih ada beberapa scene yang mungkin mendukung
keseluruhan cerita, tapi saya pikir, tanpa harus menyajikan hal-hal
semacam itu, sebuah film atau novel tetap mampu memberikan kekuatan
cerita dari alur yang digarap dengan baik, seperti dalam film A Long
Visit dan Wedding Dress.
Yasuw, begitu saja. Saran terakhir, kalau teman-teman merasa nggak cukup cantik/ganteng ketika
menangis, lebih baik menonton film ini sendirian. Hehe.. Jangan lupa
sedia tisu sebelum hujan airmata :P
Dan selamat hari ibu buat para bunda di muka bumi ini ^_^
dari dulu pengin nonton yang pertama itu.. tapi belum berhasil donlotnya, ga tau knp link'nya susah bgt didonlot.. :)
ReplyDeletehttp://files.indowebster.com/download/files/a_long_visit_2010_dvdrip_ganool_com
DeleteGue Punya filenya hihihi
Deletebagi lah film nya.... aku download susah banget....dah pada dihapus file nya.....
Deleteada juga yang tentang nenek, sama bikin nyeseknya
ReplyDeleteaku ga suka pilem korea :D
ReplyDeleteUdah 2 kali nonton A long visit (my Mom) tapi teteppp aja mewek..
ReplyDeleteSumpah, tuh film bagus banget! .. Ddaebak (l)
Ada lagi yang paling bikin nangis sesegukan nih,gan.. Film 'The Way Home'... Film korea juga.. Udah jadul sih filmnya sekitar tahun 2003.. Tapi saya baru nonton barusan dan T.O.P bgd.. :')
ReplyDelete"A Long Visit"
ReplyDeletesaya ada file nya hehe beneran sungguh mengharukan.........
Minta do g file nya, pingin nonton niih
Deleteada yang punya file A long visit gak ya?
ReplyDeletefilm the last blossom sama wedding dress bikin nyesek nangisnyaa dan dua kali ke gep sama adek n nyokap nangis dikamar jirrr (gw laki) ... harmony juga sedih parah..sama seorang ibu juga yg dipenjara...
ReplyDeleteMinta link the last blossom dong,ga nemu nemu :(
ReplyDelete