April 20, 2013

Pelayan Professional

Tadi malam saya dan kawan-kawan ditraktir makan di Roti Bakar Edi (RBE) Cabang Margonda yang belum lama buka. Lokasinya di seberang Gramedia Depok. Strategis banget kan? Tempatnya juga cozy. Ada dua lantai dengan parkiran yang cukup luas. Tapi yang bikin saya heran sebenernya adalah warga Depok -dan Jakarta- kok kayaknya konsumtif banget yaa? Di RBE yang baru buka, pengunjungnya rame. Warung makan yang lain juga kok kayaknya nggak pernah sepi. Yasudahlah #abaikan.


Berhubung saya dan Upa dateng belakangan, kamipun jadi orang yang paling telat memesan makanan.  --Alhamdulillah yah, yang ntarktir masih mau nungguin saya dan Upa yang sebelumnya ada urusan, hehe-- Oke. Pesanan saya sederhana saja. Roti bakar plus es teh MANIS. Upa sendiri memilih kwetiau goreng dan air mineral botol yang dingin.

Beberapa saat kemudian, roti coke saya datang. Disusul oleh kwetiau pesanan Upa dan beberapa menu  tambahan yang juga dipesan teman. Tapi minumnya belum diantar. Oh, yaudah, ditunggu lagi aja.

Pesanan minuman yang tak kunjung datang awalnya sempat terabaikan. Saya dan Upa toh masih asyik mengobrol. Hingga rasa seretpun mulai hadir di kerongkongan Upa. Saya sih biasa minum di awal atau setelah makan. Tapi buat beberapa orang, minum di selasela aktivitas makan itu perlu.

"Kok minumnya belum dateng juga yaa?" tanya Upa.

Mie dan roti di atas piring tinggal setengah porsi lagi tapi minumnya belum jua datang.

"Entahlah," balas saya bingung.

Upa lantas memanggil seorang pelayan. Sang Pelayan kemudian datang dan menghampiri meja kami. Ia mengangguk-angguk saat Upa mengonfirmasi pesanan kami yang belum diantar. Sayangnya, yang saya amati, Si Masnya kok kayaknya lagi ribet yah. Saya khawatir permintaan kawan saya itu dianggap angin lalu saja. Yang saya tangkap, ada beberapa pengunjung yang juga meminta pesanannya segera diantar. Sebenarnya saya melihat pelayannya sudah cukup banyak, tapi entah kenapa segalanya jadi tampak ribet.

Dan keraguan saya pun terjawab. Beberapa menit berlalu sedangkan minuman kami tak kunjung diantar.

Upa, yang memang sudah kehausan, memilih untuk menghampiri seorang pelayan lain. Dari kejauhan, saya melihat Upa berbincang dengan pelayan yang sedang membawa dua gelas jus stroberi di atas nampan. Saya nggak bisa mendengar apa yang Upa bicarakan. Tentunya soal pesanan kami sih --yaa memang apalagi :P-- Namun tak lama, Upa kembali ke tempat duduknya.

"Seandainya semua pelayan bisa bersikap professional, yah!" celetuk saya.

Upa yang masih nggak ngerti saya ngomong apa cuma bisa menatap saya lekat. Mungkin dalam hati dia mau bilang, "Maksudnya?"

"Tadi aku ngeliat Masmas Pelayannya serius banget dengerin pesanan Upa. Kalau yang sebelumnya kan kayak nggak konsen gitu. Feeling aku pesanannya bakal diantar sebentar lagi, nih!" lanjut saya.

"Sayang nggak tahu namanya. Kalau tau kan aku bisa panggil dia lagi."

Ah! Do you know?
Pesanannya benarbenar diantar oleh pelayan yang disambangi Upa, loh!

Rasanya senang aja gitu menemukan ada pelayan yang menjalankan tugasnya dengan baik. Bukan juga karena pembeli adalah raja yah, tetapi ketika seseorang bisa bertanggung jawab dengan pekerjaannya --nggak mesti seorang pelayan restoran-- saya sungguh mengapresiasinya.

Dan tak lama setelah Sang Pelayan menjauh dari meja kami, saya berseru ke Upa, "Aku tahu siapa nama pelayan itu!"

Buat temanteman yang suatu saat nanti ke RBE Margonda, isengiseng perhatikan pelayan dan nama yang tertera di dada kanannya deh. Hahaha. #PentingBanget :P


***
di balik 3 jendela,
21 April 2013 pk. 23.55 wib
di antara beritaberita membahagiakan. Baarakallahu lakuma :)

*foto dari sini

No comments:

Post a Comment

Makasih atas kunjungannya... Sila sila tinggalkan komentar di sini ^^