"Kebahagiaan termudah sekaligus tersulit adalah bahagia di atas kebahagiaan orang lain."
Mengawali bulan April ini, ada begitu banyak berita bahagia yang saya dapat. Ada kawan yang mendapat beasiswa menulis dari penerbit besar. Ada yang tulisannya dimuat di koran dan majalah. Ada yang launching buku baru. Ada juga yang promosi buku -yang ternyata merupakan antologi ke-seratusnya- wah!
Dengan segala berita bahagia itu, saya seharusnya turut berbahagia. Oh, tentu saja. Saya memang bahagia dengan prestasi teman-teman di grup menulis saya. Inilah kebahagiaan termudah yang bisa dimiliki setiap orang. Berbahagia di atas kebahagiaan orang lain. Tapi sejujurnya, ada secuil rasa iri, mupeng, yang membuat rasa bahagia itu -pada satu titik- menjadi teramat sulit untuk diekspresikan. Hanya, kemudian saya sadar, saya tak pantas menyimpan keirian itu. Toh saya memang tak berjuang untuk meraih prestasi di bidang tulis menulis tersebut.
Saya lantas mengingat episode terakhir kontes Asian Next Top Model yang ditayangkan di RCTI. Saat itu, Jessica, salah satu peserta yang berada di posisi tiga besar, mendapat pertanyaan dari Nadia Hutagalung, sang juri: "Kenapa kamu baru terjun di dunia modelling di usiamu yang tak lagi muda?" Saat mengikuti kontes tersebut, Jessica memang menjadi peserta tertua dengan usia menginjak 27 tahun. Dalam dunia modelling, karir emas seorang model berakhir di usia 30 tahun. Jessica dianggap terlambat memasuki dunia itu. Tapi Jessica memiliki alasan yang dapat dimaklumi. Keadaan ekonomi yang sulit serta dukungan keluarga yang minim membuatnya harus menahan sejenak langkahnya untuk menggapai mimpi.
Saya tak ingin menjadikan kisah Jessica ini sebagai alasan untuk berhenti berkarya. Namun saat ini fokus saya memang masih terpecah belah: antara mengajar, mengurus rumah, mengembangkan bisnis kecil-kecilan, dan menulis.
Dan dengan berat hati saya katakan bahwa menulis saat ini telah menjadi prioritas terakhir saya T-T
Ini mungkin tentang mimpi-mimpi yang harus diikat kembali. Mungkin juga tentang semangat menggapai mimpi yang harus diiringi dengan disiplin dalam diri. Apapun, doakan saya yaa, teman-teman!
***
di balik 3 jendela,
1 April 2013 pk. 23.42
"Maka, tunggulah aku. Hingga dua purnama berlalu."
Hai-hai.. salam kenal dari Ania..
ReplyDeletebtw masuk ke grup Be a Writer-kah?
wah, dunia terasa sempit jadinyaa..
siip.. keep your spirit.. menulis bisa dituangkan dalam setiap kondisi, koq..
*kunjungan balik, yaa?
www.aniamaharani.blogspot.com