October 19, 2012

Semua Ada Masanya


Saya sudah menduganya. Gelas itu akan pecah jika saya meletakkannya di tepi lemari kayu yang ada di ruang tengah. Tapi saya tetap tidak memindahkannya. Hingga saya tak sengaja menjatuhkannya. Gelas itupun pecah berkeping-keping.

Gelas dengan satu kaki itu umurnya sudah lebih dari lima tahun. Awalnya ada setengah lusin di rumah. Biasanya digunakan untuk menyajikan minuman bagi tamu yang datang. Namun jumlahnya terus berkurang. Dan kini bersisa satu gelas saja.

Saya masih ingat, gelas yang pertama kali pecah, sayalah penyebabnya. Waktu itu saya baru saja mencucinya. Kemudian saya letakkan di atas rak piring yang penuh. Tidak beberapa lama, gelas itu terjatuh dan pecah. Serpihannya tersebar di wastafel dekat rak piring.

Ibu sempat marah karena kecerobohan saya. Tapi ayah menenangkan bahwa gelas itu memang sudah sampai masanya untuk pecah. Ah, ya. Terlepas dari segala sesuatu yang harus kita jaga dengan baik, jika memang harus pecah yaa pecah. Saat itu, untuk pertama kalinya saya belajar arti kehilangan.

Saya menulis jurnal ini di Hari Jumat, hari yang penuh keberkahan dan kebaikan. Pada hari ini, saya mendapat banyak kabar duka. Awalnya berita duka yang disiarkan melalui speaker dari masjid dekat rumah sebelum zuhur tiba. Tetangga saya dikabarkan meninggal dunia, entah karena apa. Setelah itu, lewat pesan Whatsapp saya mendapat berita bahwa adik dari kakak tingkat saya di jurusanpun dipanggil Yang Maha Kuasa. Kabarnya, ia memang sudah lama menderita sakit.

Menjelang sore, newsfeed saya merekam jejak status beberapa orang kawan dengan berita yang sama. Seorang saudari nan shalihah harus pergi meninggalkan orang-orang yang dicintainya, termasuk buah hatinya yang baru berusia tiga hari. -dan orangorang baik itu seringkali dipanggil lebih dulu olehNya-. Oh, pastinya di sudut tempat yang lainpun tersiar berita yang sama. Fulan/ah bin Fulan telah berpulang ke Rahmatullah.

Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un.

Bahkan gelas saja memiliki akhir masanya. Apalagi manusia? Bukankah kullu nafsin dzaa 'iqatul maut? Jodoh, Rezeki, kematian, semua ada masanya.

Dan kematian adalah sebaik-baik peringatan. Sudahkah kita, sekali lagi, mengambil pelajaran?

***
Di balik 3 jendela,
19 Oktober 2012 pk. 16.52 wib
Seperti ketika Allah memintamu kembali di hari Jumat itu, Yah.. 

Published with Blogger-droid v2.0.9

2 comments:

Makasih atas kunjungannya... Sila sila tinggalkan komentar di sini ^^