Showing posts with label giveaway. Show all posts
Showing posts with label giveaway. Show all posts

April 20, 2013

BAW dan Kopdar Yang Berkesan

Pasca tergusur dari Kampung Multiply beberapa waktu yang lalu, sejujurnya saya berada di antara dua rasa: sedih dan bahagia. Sedih karena interaksi dengan teman-teman MPers -sebutan untuk blogger Multiply- tak seintens dulu. Tapi juga bahagia karena saya menemukan satu komunitas maya yang baru, yang mampu memberikan kehangatan dan keakraban seperti ketika berada di Multiply.

Begitulah. Sebelum blog saya di Multiply benar-benar lenyap, sebenarnya saya sudah bergabung di satu grup menulis di Facebook yang menuntut perhatian lebih -kalau nggak mau di-remove. Yah, grup ini memang spesial banget. Dari sekian banyak grup menulis yang saya ikuti, grup inilah yang paling unik.

Be a Writer namanya.

Saya beruntung sekali bisa menjadi bagian dari Be a Writer (BAW) sejak awal grup ini terbentuk sekitar Oktober 2011 lalu. Sang Penggagas, Leyla Hana, merancang BAW menjadi secret group yang berisikan seratus orang penulis dan calon penulis. Setiap harinya kami menyerap ilmu yang dibagikan oleh mentor-mentor serta penulis yang karyanya telah terpajang di toko-toko buku seluruh Indonesia. Ada jadwal harian yang harus dipatuhi member. Ada proyek menulis bareng. Ada kegiatan sosial.

Dan yang tak kalah seru: ada kopdar yang penuh manfaat.

Yaph. Dari sekian banyak momen bersama BAWers, salah satu yang meninggalkan kesan mendalam adalah kopdarnya. Bisa dibilang, ini adalah kopdar perdana saya dengan komunitas yang terbentuk lewat Facebook. Kopdar memang bukan hal yang asing buat saya. Sebelumnya, kegiatan ini sering saya lakukan bersama teman-teman MP. Tapi itupun baru terjadi setelah bertahun-tahun ngeblog. Sedangkan kopdar dengan BAW, nyatanya terjadi dalam waktu kurang dari sebulan sejak saya bergabung dengan grup "gratisan" ini. Wah!

Kopdar Perdana di Gramedia
di antara emak2 keren!
Kopdar perdana dengan teman-teman BAW berlangsung tanggal 18 November 2011. Saat itu, Mba Leyla selaku kepsek grup mengajak para anggota menemaninya untuk bincang-bincang dengan Mba Linda, salah satu editor Penerbit Quanta, lini dari Elex Media Komputindo.

Saya nggak mau melewatkan kesempatan berharga itu. Meski belum begitu akrab dengan sesama anggota BAW, saya memberanikan diri untuk ikut. Maka, hari Jumat itu, untuk pertama kalinya saya bertemu Leyla Hana -yang karyanya pertama kali saya baca ketika masih berseragam putih abuabu- dan teman-teman di grup BAW: Mba Linda, Mba Izti, Mba Anik, dan Mba Nda.

Kopdar di Agromedia
BAWers dan Mba Iwied (kanan)
Beruntung saya tinggal di Jakarta. Dan beruntung pula saya bisa mengenal Mba Leyla yang super baik. Tanggal 9 Mei 2012 itu seharusnya ia cukup datang sendiri ke kantor Agromedia untuk berdiskusi tentang naskah dengan Mba Iwied, editor Bukune. Namun, lagi-lagi ia mengajak kami untuk turut serta agar bisa menyerap ilmu di sana.

Di kopdar yang kedua ini, saya akhirnya bisa bertatap muka dengan anggota yang lain: ada wakasek: Mba Eni, ada Mba Syifa, Mba Elita, dan Mba Yentri. Berinteraksi lewat grup setiap hari membuat kami begitu akrab layaknya keluarga.

Kopdar di Penvill

sesuatu banget deh bisa ketemu Mba Lyta & Mba Santi :">
2 Juni 2012. Lagi-lagi ada yang spesial di kopdar BAW. Meski kopdarnya dilakukan di food court Pejaten Village, tapi tetap ada ilmu menulis yang bisa dipetik, loh! Apalagi saat itu hadir dua tamu jauh: Mba Riawani Elyta, sang wakasek dari KepRi dan Mba Santi Artanti, Si Putri Solo :P

Dalam kopdar kali ini, ada lagi penghuni grup yang akhirnya bisa dijabat tangannya secara langsung: Mba Ade, Mba Viana, Mba Yusi, dan Neng Pita.

Kopdar di IBF
Lama nggak berpartisipasi dalam kegiatan kopdar, akhirnya tanggal 9 Maret 2013 yang lalu, saya hadir kembali dalam kopdar yang berlokasi di IBF. BTW, masih bisa disebut kopdar nggak yaa? Pasalnya, beberapa yang hadir udah sering ditemui di kopdar sebelumnya, hihi.. Cuma satu yang baru pertama kali ditemui: Mba Aida MA. Huaaa.... Masih nggak nyangka deh kalau saya bisa berkenalan dengan para penulis handal. Moga saya bisa menyusul jejak mereka. Aamiin...

Kopdar di Kafe Tjikini
makin heboh kalau BAWers udah kumpul ^^a
Nah, yang masih fresh dalam ingatan adalah kopdar yang diadakan tanggal 14 April 2013 yang lalu ini. Kami diundang oleh Mba Shabrina WS yang akan me-launching bukunya bersama dua pemenang lomba novel Qanita Romance yang lain.

Selain bertemu Mba Shabrina, saya juga bersitatap dengan Mba Tuti, Mba Murti & Mba Gesang. 

Ini nih yang saya suka dari kopdar yang diadakan BAW. Nggak cuma kumpul-kumpul, ketawa-ketiwi, foto-foto. Tapi di balik itu semua, ada obrolan seputar buku yang menarik, ada tips-tips menulis yang terbagikan, dan kobaran semangat untuk menghasilkan karya yang bermanfaat.

... kemudian tersadar. Foto-fotonya berisi kaum Hawa semua yaa? xixixi..

BAW kategori boys :P

Aslinya BAW nggak cuma dihuni oleh para wanita aja, loh! Ada beberapa pria yang juga bergabung di komunitas ini. Tapi karena tempat tinggalnya rata-rata bukan di Jakarta, jadilah nggak ada satupun yang bisa hadir ke kopdar BAW. Kalaupun hadir, mungkin akan lebih sering diminta jadi juru kamera juga #eeh

Ah. Saya sendiri berharap suatu hari nanti akan ada kopdar akbar yang bisa menghadirkan anggota BAW, baik yang di luar Jabodetabek maupun yang kini menetap di luar negeri. 

***



Tulisan ini diikutsertakan dalam giveaway perdana Be a Writer. Giveaway ini dibuat dalam rangka launching blog Be a Writer yang akan menampung ilmu-ilmu yang dibagikan di grup BAW di Facebook. BAW juga memiliki akun Twitter: @bawindonesia. Sila di-follow yaa! ^^b

Yuk ikutan Giveaway-nya juga. Yang bukan anggota BAW juga bisa ikutan kok. Ada 16 Paket hadiah untuk 16 pemenang. WOW banget kan?! Cekidot di sini yaa^^b


***
di balik 3 jendela,
20 April 2013 pk. 02.57 wib
Mba Syifa, Mba Aida, Sholich, saya izin pake foto2 kalian untuk giveway ini yaa ^^v
special thanks to Ila: makasih yaa neng udah nyeret aku ke grup yang keren ini!

January 01, 2013

Daftar Info Lomba Menulis & Giveaway 2013

Lomba menulis emang nggak ada matinya. Tiap bulan, tiap tahun, adaaaa aja lomba dengan beragam tema yang disajikan. Dan postingan ini berusaha merangkum lomba-lomba yang menarik minat saya -atau mungkin juga kamu- untuk mengikutinya. BTW, berhubung saya agak-agak malas membuat postingan khusus perbulannya, maka postingan ini akan berlaku selama setahun. Lomba yang telah lewat deadline akan saya hapus dan diganti dengan info lomba baru lainnya. Selamat berkompetisi! ^^

Non Fiksi:
  1. Lomba Blog Pojok Pulsa (DL 31 Mei)
  2. Lomba Blog Sahabat Marina (DL 31 Mei)
  3. Lomba Menulis Ummi 2013: Tamu Kita (DL 1 Juli)

Fiksi: 
  1. Lomba Menulis Novel Teen & Young Adult Bukune (DL 31 Mei)
  2. Lomba menulis Fanfiction novel Rhein Fathia (DL 10 Juni)
  3. Sayembara Menulis Novel Islami Bunyan-Bentang (DL 30 Juni)
  4. Lomba Menulis Bluestroberi Icecube Publishing (DL 30 Juni)
  5. Lomba Menulis Novel 7 Deadly Sins (7 Jul)
  6. 100 Days of Romance by Haru Publishing (DL 9 Agust)
  7. Lomba Menulis Ummi 2013: Cerbung (DL 30 Sept)

Resensi Buku:
  1. Novel Surga Sang Pramuria (DL 21 Mei)
  2. Novel Something in Your Eyes (DL 30 Mei)
  3. Compassion by Karen Amstrong (DL 31 Mei)
  4. Novel Cinta Kamu, Aku (DL 31 Mei)
  5. Novel2 Karya Rhein Fathia (DL 10 Juni)
  6. Novel 12 Menit (DL 30 Agt) 
  7. Anugerah Resensor Diva Press 2013 (DL 30 Nov)

Giveaway:
  1. Kuma's Giveway (DL 1 Juni)
  2. 23 Tahun Giveaway (DL 3 Juni)

Kuis:
  1.  #AkuDanMizan (Setiap Jumat pk. 13.00-16.00)
  2. Kuis Buser Penerbit Mizan (Setiap Rabu-Jumat pk.14.00)
  3. Kuis Buku by DivaPress (DL 28 Feb)

BTW, saya mungkin nggak bisa update info ini setiap saat. Jadi, kalau mau cari-cari info lengkap seputar lomba nulis bisa ke sini:
  • http://eventlombaterbaru.blogspot.com/
  • http://lombamenulis.tumblr.com/archive
  • http://ajangkompetisi.com/tag/lomba-menulis
  • https://twitter.com/kuisgratis

.
.
.

Selamat menulis!  ^^b

October 13, 2012

Bangkit dari Keterpurukan Skripsi

Memasuki tahun kelima sebagai seorang mahasiswa, saya dan beberapa orang teman yang belum lulus mencoba berjuang agar kuliah kami selesai di semester kesepuluh. Meskipun lokasi penelitian kami berbeda-beda, tapi kami saling memotivasi agar bisa lulus bersama.

Sayangnya, kenyataan seringkali tak seindah rencana. Cuaca yang tak menentu membuat waktu pengambilan data penelitian saya harus diperpanjang. Saya hanya memiliki waktu sepekan untuk mengolah data dan menuliskan pembahasannya. Sungguh waktu yang teramat sempit. Saya pun tak yakin dapat menyelesaikannya.

Meskipun telah mendaftarkan diri untuk melaksanakan seminar hasil penelitian di semester itu, tapi hingga H-7 saya belum dapat menyerahkan draft skripsi saya ke dosen penguji dan koordinator seminar. Itu artinya, saya tak dapat lulus di semester itu. Tak dapat mengenakan toga bersama teman-teman seperjuangan saya.

Ayah sangat kecewa mendengar kabar bahwa saya harus menambah satu semester lagi. Teman-teman pun menyayangkan keadaan yang saya alami. Dan saya tak kalah sedihnya. Tapi saya mencoba menemukan sebanyak-banyaknya hikmah dari ujian yang Allah berikan pada saya tersebut.

Sejujurnya, saya sangat iri pada teman-teman seperjuangan yang bisa lulus di semester itu. Tapi sebagai teman, saya tak dapat menunjukkannya kepada mereka. Saya mencoba menghadapi kenyataan ini. Tak ingin terpuruk oleh keadaan. Maka, saya pun masih menampakkan diri di jurusan. Tetap menghadiri seminar teman-teman meski dengan langkah yang berat.

Saat itu saya hanya ingin menunjukkan pada mereka bahwa saya baik-baik saja. Meski nyatanya saya tak kuat hati menghadiri sidang kelulusan mereka. Tadinya saya pun tak ingin menghadiri wisuda mereka. Saya khawatir tak dapat larut dalam kebahagiaan para wisudawan tersebut. Namun pada akhirnya saya datang juga dan mempersembahkan senyum terbaik yang saya punya. Senyum yang sebenarnya sangat dipaksakan.

mencoba tersenyum bersama para sahabat yang diwisuda
Tiga bulan semenjak memutuskan untuk menunda kelulusan itu, saya tak jua melanjutkan skripsi saya. Masih tersimpan penyesalan dalam diri. Seharusnya saya bisa lulus bersama teman-teman saya tersebut. Kelulusan teman-teman saya pun masih menjadi bayang-bayang yang senantiasa mengikuti.

Saya ingin sekali segera mengangkat beban skripsi itu dari pundak saya, seperti mereka. Tapi entah mengapa hal itu berkebalikan dengan apa yang saya lakukan. Saya justru tak jua melanjutkan untuk menulis skripsi saya tersebut. Membiarkan kegelisahan karena belum lulus itu bersemayam dalam diri. Berlarut-larut.

And then a hero comes along
With the strength to carry on
And you cast your fears aside
And you know you can survive
So when you feel like hope is gone
Look inside you and be strong
And then you’ll finally see the truth
That a hero lies in you

Di tengah deadline pengumpulan draft skripsi yang kembali menyapa, saya akhirnya mencoba bangkit dari keterpurukan skripsi. Saya seharusnya menjadikan masa lalu saya itu sebagai pelajaran. Saya harus menyelesaikan skripsi saya. Bukankah itu juga yang akhirnya akan membebaskan saya dari bayang-bayang kelulusan teman-teman? batin saya.

Sayapun teringat ayah yang meski kecewa namun tetap memberikan motivasi untuk saya. "Jangan ngecewain Ayah, Ai! Yang semangat!" pesan ayah. Ayah bukan hanya sekali dua kali menasehati saya. Ayah bilang bahwa saya sebenarnya mampu menyelesaikan skripsi ini. Ayah meyakinkan bahwa saya bisa. Saya yang awalnya bebal dengan segala petuah yang diberikan -bukan hanya dari ayah, tetapi juga dari orang-orang terdekat yang begitu perhatian- sedikit demi sedikit bangkit dari skripsi yang membelenggu mimpi saya selanjutnya ini.

Saya akhirnya sadar. Ini tentang saya. Dan bukankah apa yang saya lakukanpun pada akhirnya untuk saya juga? Sesungguhnya kegelisahan itu hanya menghambat kinerja saya. Ketakutan bahwa saya kembali tak mampu menyelesaikan skripsi tepat waktu ternyata hanya membuat saya sulit sekali move on. Seandainya waktu yang saya habiskan untuk menyesali diri sendiri dan iri hati pada teman-teman saya tersebut saya gunakan untuk menyelesaikan skripsi, pastilah saya sudah dapat melaksanakan seminar di awal semester.

Dari pengalaman itu saya belajar bahwa saya memang harus fokus pada tujuan yang ingin dicapai. Menyalakan lilin lebih baik daripada terus mengutuk kegelapan. From Zero to Hero. Saya mungkin memang harus menata kembali semangat saya mulai dari nol. Saya juga harus melawan ketakutan dan kegelisahan dalam diri. Tapi semua terbayar ketika kelulusan itu akhirnya bisa saya raih. Ini bukan hanya tentang bagaimana saya membahagiakan ayah, keluarga, dan orang-orang tersayang, tetapi juga sebagai pembuktian bagi diri saya sendiri bahwa saya BISA bangkit dari keterpurukan skripsi.

tersenyum bersama dekan sekaligus pembimbing skripsi saya

***
Tulisan ini diikutsertakan pada Lovely Little Garden's First Give Away  
 

September 30, 2012

Gift From Mr.Kim, Aida MA


Oke, akhirnya saya menerima tantangan Mba Aida, sang penulis novel Looking For Mr. Kim. Tantangan yang diberikan adalah menebak sosok misterius di kaver novel tersebut. Kenapa misterius? Karena saya belum baca novelnya, jadi sama sekali nggak kebayang wajah, kepribadian, dll dari Si Mr. Kim. Baiklah, lewat sinopsis singkat ini, mari berimajinasi! ^o^

***

Tinggi, putih, dan memiliki bekas luka di bagian pelipisnya. Hanya itulah petunjuk yang bisa Wika dapatkan dari Sang Bunda tentang sosok bernama Kim Tae Won. Kalau bukan karena keinginan yang besar untuk bertemu dengan ayah kandungnya itu, mungkin Wika tak akan nekat terbang ke Seoul dan mencari pria bernama Mr. Kim, apalagi dengan informasi yang sangat terbatas.

Sayangnya, petunjuk itu masih terlalu abstrak bagi Wika. Penduduk yang menggunakan marga Kim di Korea ada ribuan jumlahnya. Nama Kim Tae Won sendiri bukan satu-satunya nama yang ada di Seoul. Soal tinggi badan serta kulitnya yang putih, hmm, ciri-ciri ini lebih umum lagi. Sepertinya Ibunda Wika memang tak ingin anaknya bertemu Mr. Kim.

Yang paling bisa dijadikan petunjuk hanyalah bekas luka di bagian pelipis ayah Wika. Luka itu didapat Mr. Kim setelah bertengkar hebat dengan orangtuanya. Ayahnya tak menyetujui hubungan cinta yang terjalin antara Mr. Kim dan ibunda Wika (sebut saja namanya Mawar ^o^). Mawar adalah mahasiswi Indonesia yang mendapat beasiswa kuliah di Universitas Incheon, tempat Mr. Kim mengajar. Mr. Kim sendiri adalah seorang dosen nanoteknologi dengan segudang prestasi di usianya yang relatif muda.

Kim Tae Won yang bersikeras ingin menikahi Mawar akhirnya mendapat tamparan keras dari Sang Ayah hingga Mr. Kim terjatuh dan pelipisnya terantuk ujung meja di ruang tengah rumah mereka. Hal itu justru membuat Mr. Kim yang keras kepala membulatkan tekadnya untuk menikah dengan Mawar. Mereka menikah di Indonesia, namun karena Kim Tae Won tak memiliki cukup uang untuk menghidupi anak serta istrinya, ia memutuskan untuk kembali ke Korea dan melanjutkan penelitiannya yang tertunda.

Rindu yang teramat sangat pada istri dan anaknya, penelitian yang tak kunjung membuahkan hasil, serta tekanan orangtua yang kembali menghantam Mr Kim yang mulai merosot kariernya, membuat lelaki penyuka kimbap ini mengalami stress akut hingga mengalami gangguan kejiwaan. Kondisi ini membuat Mr. Kim harus menjalani perawatan intensif di RSJ di Seoul.

Inilah fakta yang disembunyikan Mawar. Ia tak ingin Wika nantinya malu menghadapi kenyataan bahwa ayahnya mengidap sakit jiwa. Wika yang persediaan uangnya terbatas akhirnya memilih kembali ke Indonesia sebelum bertemu dengan ayah kandungnya tersebut.

***

Haha. Tragis banget yaa? Di sini saya membuat sang tokoh misterius jadi gila. Kalau mau tahu gimana sosok Mr. Kim yang sebenarnya, mending baca novel Looking For Mr. Kim aja deh. Novel ini merupakan salah satu pemenang even lomba novel Bentang Belia yang diadakan Penerbit Bentang Pustaka. Harga bukunya Rp 27.000 dan udah tersedia di toko-toko buku terdekat. Mau ikut berimajinasi juga, sok atuh ikutan Giveaway-nya di sini ^^

September 22, 2012

Daftar Info Lomba Menulis & Giveaway 2012

Berhubung belakangan saya agak-agak jetlag dengan aktivitas baru yang cukup rutin, saya jadi sering tak bisa menyisihkan waktu untuk menulis. Jangankan untuk proyek nulis sendiri, lomba menulis dan giveaway pun sering terlewat karena saya jarang ngenet atau seringnya lupa deadline. Maka, jurnal kali ini ditujukan khususnya untuk saya pribadi, merangkum info-info lomba yang beredar dan sekiranya bisa saya ikuti.

Lomba Menulis:

  1. Traveling Note Competition Diva Press 2012 (DL 24 Des '12)
  2. Lomba Penulisan Novel Young Romance Indonesia (DL: 25 Des '12)
  3. Lomba Blog Air Pure It (DL 29 Des 12)
  4. Audisi Menulis "Facebookisme" (DL 30 Des 12)
  5. Amazing Book With Smart Writing 2012 (DL 30 Des 12)
  6. Lomba Menulis "Semua Tentang Ibu" (DL 31 Des 12)
  7. Lomba Menulis Travelling Republika (DL 31 Des 12)
  8. Cerita Persembahan Terbaik oleh Cap Kaki Tiga (DL 31 Des)
  9. Lomba Cerpen Majalah Kuntum (DL 31 Des 12)
  10. Seleksi Naskah Ubud Writers & Readers Fest (DL 30 Jan 13)
  11. Sayembara Cerber Femina (DL 31 Jan '13)
  12. Anugerah Jurnalistik Aqua 2012 (DL 1 Feb 13)
  13. Lomba Novel Bentang "Wanita Dalam Cerita" (DL 2 Feb 13)

Giveaway:
 
  1. End of Year Giveaway (DL 20 Des 12)
  2. Giveaway Novel Prisoner in My Heart (DL 23 Des 12)
  3. One Year Award n Contest (DL 24 Des 12)
  4. Annual Contest: 2012 End of Year Book Contest (DL 25 Des 12)
  5. Giveaway Popcorn's 2nd anniv "Catatan Perjalanan" (DL 29 Des 12)
  6. Giveaway Windiland: Goodbye 2012 Say Hello to 2013 (DL 29 Des 12)
  7. December Wedding Story (DL 31 Des) 
  8. Giveaway Manis Manis (DL 31 Des 12)
  9. Bibi Titi Teliti Korean's Giveaways (DL 5 Jan 13)
  10. Free Book Giveaway (DL 8 Jan 13)
  11. Giveaway "Wanita dan Ujian" (DL 10 Jan 13)
  12. First Blogoversary Giveaway (DL 13 Jan 13)

Kuis:
  1.  #AkuDanMizan (Setiap Jumat pk. 13.00-16.00)
  2. Kuis Buser Penerbit Mizan (Setiap Rabu-Jumat pk.14.00)

Kalau mau cari-cari info lengkap seputar lomba nulis bisa ke sini:
  • http://eventlombaterbaru.blogspot.com/
  • http://lombamenulis.tumblr.com/archive
  • http://ajangkompetisi.com/tag/lomba-menulis
  • https://twitter.com/kuisgratis

.
.
.

pantau terus update-an selanjutnya yaaa....! ^^

September 14, 2012

[Fiksi] Al Quran El


Sesungguhnya, hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sahabat-sahabat bertanya, "Apakah pengilapnya, Wahai Rasulullah?" Rasulullah menerangkan, "Membaca al Quran dan mengingati maut/mati" (HR al Baihaqi)

Tes..

Airmata El tiba-tiba saja jatuh. Hal pertama yang terlintas di pikirannya saat membaca hadits itu adalah sosok lembut yang biasa ia panggil ibu. Dua poin penting dalam hadits itu, membaca al Quran dan mengingat kematian, telah mengingatkan El pada ibunya.

Dulu, di buku catatan kecilnya yang masih kosong, Sang Ibu pernah menulis biodata El di halaman depan buku tersebut.

Nama: El Khansa
Usia: 18 tahun
Alamat: Jl. Anggrek Raya No. 22
Hobi: Membaca al Quran dan makan rujak

El tak lantas marah karena aksi ibunya kali ini. Biasanya, buku catatan El sering digunakan ibunya untuk menulis resep-resep yang didapat sehabis menonton acara masak. Namun, saat itu El justru terharu. Ia menyadari bahwa ibunya sangat perhatian padanya. Bahkan Sang Ibu tahu bahwa anaknya suka sekali makan rujak. Ibunya pun tahu bahwa sang anak belum bisa tidur sebelum menamatkan membaca al Quran sesuai targetan hariannya. Maka, ibu El menganggap bahwa membaca al Quran adalah hobi. Padahal, itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Dari sosok ibu jualah, El belajar tentang kematian. Ia harus menerima kenyataan bahwa ibunda tercinta harus pergi mendahuluinya. Tak ada lagi kejutan berupa rujak/asinan di dalam kulkas saat ia pulang ke rumah. Buku catatannya pun bersih dari corat coret resep ibunya. Mengingat ibunya berarti mengingat kematian. Satu fase hidup yang nantinya juga akan ia hadapi. Ya, karena setiap yang bernyawa pasti akan kembali pada Rabb Yang Maha Kuasa.

El kemudian mengambil al Quran-nya yang mulai berdebu. Kitab suci itu sudah begitu lama tak disentuhnya, berganti dengan text book perkuliahan dan novel-novel karya penulis terkenal dari dalam negeri hingga tingkat dunia. Dibacanya kembali al Quran meski lidahnya terasa kaku. Satu ayat, dua ayat. Hingga satu juz al Quran yang ia baca membuatnya terlelap.

El sesungguhnya tak pernah tahu bahwa tidurnya saat itu takkan pernah lagi membangunkannya.

-o-


Tulisan ini pernah saya poskan di blog Multiply yang sebentar lagi akan digusur.
Disunting seperlunya untuk diikutsertakan dalam giveaway Elfarizi 4th Anniversary

September 10, 2012

Giveaway Novel Cinderella Syndrome, Leyla Hana

Annisa bukannya tak ingin menikah, ia hanya merasa pangeran berkuda putih yang ia idamkan belum datang untuk melamarnya. Sebenarnya sudah ada beberapa lelaki yang melakukan pendekatan dengannya, tapi Annisa memilih tak acuh. Entah karena sang lelaki dianggap "rakyat jelata" atau kurang terlihat ke-pangeranan-nya.

Seorang dokter. Pangeran yang diharapkan Annisa adalah seorang dokter. Tapi hingga usianya genap 28 tahun, harapannya tak kunjung terwujud. Kriteria Annisa bisa dibilang memang terlalu spesifik. Umumnya para dokter menikah dengan dokter juga. Atau setidaknya dengan seseorang yang berkaitan dengan bidang kesehatan. Sayangnya, Annisa berprofesi sebagai seorang guru TK dan amat sedikit temannya yang juga seorang dokter.

Dalam usia yang sudah layak disebut perawan tua oleh tetangga di sekitar rumahnya, Annisa dibuat tertekan oleh tuntutan orangtua serta pekerjaannya. Dengan gaji pas-pasan, Annisa semakin terpojok karena ibunya ingin Annisa segera menikah. Kondisi itu membuat Annisa merasa dirinya seperti seorang pecundang: karier tak beres, jodoh pun tak ada.

Hingga ia bertemu dengan Surya, ayah dari muridnya. Seorang duda. Dan dokter. Ya, awalnya Annisa menaruh simpati pada Surya karena ia seorang dokter. Tapi akhirnya ia sadar bahwa cinta yang mekar di hatinya murni karena kepribadian yang ada dalam diri Surya. Toh belakangan Annisa memang sudah tak terlalu memaksakan dirinya menikah dengan seorang dokter.

Gayung pun bersambut. Surya yang membutuhkan pendamping hidup sekaligus ibu bagi anaknya juga menaruh hati pada Annisa. Saat Annisa merasa bahwa ia sudah bertemu dengan pangeran dambaannya itulah muncul masalah baru. Ibunya tak memberi restu Annisa menikah dengan seorang duda. Beruntung Ayah dan kakak Annisa memberi dukungan penuh. Maka, dengan beberapa kali pendekatan, akhirnya ibu Annisa menerima Surya sebagai menantunya.

Dan berakhirlah kisah cinta Sang Cinderella. Bagi Annisa, menikah dengan dokter adalah bonus. Ia sadar, yang terpenting baginya adalah mendapatkan lelaki yang bisa menjadi iman bagi kehidupan pernikahannya serta menerima Annisa apa adanya.

***

kaver buku Cinderella Syndrome


Sinopsis di atas murni imajinasi saya tentang tokoh Annisa dalam Novel Cinderella Syndrome. Diikutkan dalam giveaway novel Cinderella Romance yang dibuat Mba Ela. Mau tahu bagaimana kisah cinta Annisa sebenarnya? Sila sila baca novel karya Leyla Hana ini. Novelnya sudah bisa didapatkan di toko buku-toko buku terkemuka. Diterbitkan oleh Salsabila, lini Pustaka Al Kautsar, seharga Rp 33.000.